Stress Test Uni Eropa Mungkin “Kehilangan Peluang” Untuk Bentengi Bank
26 Juli 2010 10:19
Stress test Uni Eropa mengetahui bahwa bank-bank perlu menaikkan 3.5 miliar Euro ($4.5 miliar) permodalan, sekitar 1/10 dari perkiraan analis yang terendah, meninggalkan keraguan apakah pembuat kebijakan cukup tegar.
“Stress test tersebut berguna untuk beberapa daerah”, dikatakan Huw van Steenis, head of research perbankan Eropa dari Morgan Stanley di London, dikatakan dalam sebuah conference call kemarin. “Tetapi mereka tidak akan menjadi pembawa perubahan seperti yang kita harapkan dan dalam beberapa kasus kehilangan peluang”.
“Apabila kita paling tidak mendapati 1 bank di pasar yang tidak diperkirakan untuk gagal, hal itu akan memberikan stress test kredibilitas lebih baik”, Lothar Menthel, chief investment officer dari Octopus Investments Ltd di London, dimana tim tersebut mengelola lebih dari 600 juta poundsterling ($926 juta). “Itulah yang terjadi”.
“Tujuh (bank) yang gagal tes tersebut adalah bank-bank yang telah gagal atau dalam daftar pengawasan, dan hal itu mengatakan kepada saya bahwa tes tersebut tidak mengatakan apapun yang belum kita ketahui”, dikatakan Komal Sri-Kumar, yang membantu mengelola $118 juta sebagai chief global strategist dari TCW Group Inc. di Los Angeles. “Saya pikir pasar tidak akan mempercayainya”.
Para pemerintah Eropa bermaksud menggunakan stress test bersama mereka untuk meyakinkan para investor mengenai kesehatan institusi keuangan setelah krisis hutang memukul obligasi Yunani, Spanyol dan Portugal. Adanya defisit anggaran di negara-negara tersebut menaikkan kekhawatiran bahwa mereka tidak akan dapat membayar hutang-hutang mereka.
“Stress test tersebut berguna untuk beberapa daerah”, dikatakan Huw van Steenis, head of research perbankan Eropa dari Morgan Stanley di London, dikatakan dalam sebuah conference call kemarin. “Tetapi mereka tidak akan menjadi pembawa perubahan seperti yang kita harapkan dan dalam beberapa kasus kehilangan peluang”.
“Apabila kita paling tidak mendapati 1 bank di pasar yang tidak diperkirakan untuk gagal, hal itu akan memberikan stress test kredibilitas lebih baik”, Lothar Menthel, chief investment officer dari Octopus Investments Ltd di London, dimana tim tersebut mengelola lebih dari 600 juta poundsterling ($926 juta). “Itulah yang terjadi”.
“Tujuh (bank) yang gagal tes tersebut adalah bank-bank yang telah gagal atau dalam daftar pengawasan, dan hal itu mengatakan kepada saya bahwa tes tersebut tidak mengatakan apapun yang belum kita ketahui”, dikatakan Komal Sri-Kumar, yang membantu mengelola $118 juta sebagai chief global strategist dari TCW Group Inc. di Los Angeles. “Saya pikir pasar tidak akan mempercayainya”.
Para pemerintah Eropa bermaksud menggunakan stress test bersama mereka untuk meyakinkan para investor mengenai kesehatan institusi keuangan setelah krisis hutang memukul obligasi Yunani, Spanyol dan Portugal. Adanya defisit anggaran di negara-negara tersebut menaikkan kekhawatiran bahwa mereka tidak akan dapat membayar hutang-hutang mereka.
