Wall Street: Gugup Menyambut Semester II
28 Juni 2010 11:30
Pekan ini bukanlah sebuah pekan biasa bagi bursa saham Amerika Serikat (AS). Lima hari ke depan merupakan penanda akhir kuartal II, sekaligus penutup semester perdana 2010. Mengapa pasar justru semakin bimbang?
Pertanyaan terbesar masih berkutat mengenai proses pemulihan ekonomi dan bagaimana pasar saham bisa mengambil momentum ini dalam pergerakannya. Berita ekonomi negatif yang terakumulasi dengan kecemasan eropa berperan dalam menjatuhkan market dari reli besar sejak 2009. Dow Jones bahkan telah mencatat koreksi tahunan sebesar 2,7% saat ini. Kegugupan pasar akan tampak menjelang rilis data dan kemunculan sentimen baru.
"Pasar bimbang setiap menyambut data ekonomi baru. Hasil mengecewakan dalam beberapa pekan terakhir memicu keraguan," ujar Fred Dickson, Chief Market Strategist D.A Davidson, Portland. Beberapa indikator terakhir memang tidak tampak bagus bagi pasar modal. Angka penjualan rumah, baik baru maupun bekas, tercatat menurun. Disusul oleh data GDP kuartal I yang direvisi turun. Data Jobs bulan Mei turut menyumbang andil dalam meresahkan pasar.
Di tengah perdebatan tentang double-dip recession, data tenaga kerja bulan Juni yang akan dirilis Jumat nanti memegang pengaruh penting. Potensi dampak buruk dapat terbatasi oleh hari liburan bulan Juli, sehingga efek apapun yang terlihat pekan ini bisa berdampak panjang hingga pekan berikut.
Sentimen awal pekan datang dari pertemuan G-20 di Kanada serta laporan pendapatan dan pengeluaran konsumen AS. Indikator penting lain akan menyusul pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Dinamika pasar akan lebih menguat setelah beberapa manager portofolio membeli saham-saham unggulan pekan lalu.
Estimasi Data
ADP diperkirakan merilis data pertambahan 61 ribu pegawai di sektor privat di bulan Juni, sekaligus memperpanjang tren naik bulan sebelumnya sejumlah 55 ribu orang. Lembaga SDM Gray & Christmas juga akan melepas prediksi jumlah pemutusan kerja bulan Juni di hari Rabu.
Data penting klaim jobless mingguan diperkirakan sedikit negatif. Analis memperkirakan 458 ribu warga mengajukan klaim pekan ini atau naik 1000 warga dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, data paling vital baru datang pada hari Jumat. Angka pengangguran baru diperkirakan mencapai 100 ribu sepanjang bulan Juni. Padahal employers sempat menambah 431 ribu tenaga kerja baru satu bulan sebelumnya. Sehingga unemployment rate diperkirakan naik menjadi 9,8% dibandingkan catatan bulan sebelumnya (9,7%)
Berikut ini adalah agenda ekonomi AS satu pekan ke depan:
Senin
- Departemen Perdagangan melaporkan data personal income bulan Mei. Pendapatan diprediksi naik 0,5% untuk melanjutkan kenaikan 0,4% pada bulan sebelumnya. Laporan pengeluaran juga akan berbanding lurus dengan estimasi kenaikan 0,1% dari flat di bulan April.
Selasa
- Indeks Perumahan Case-Shiller 20 diprediksi meningkat 3,4% pada bulan April setelah naik 2,3% bulan lalu.
- Conference Board mengumumkan indeks kepercayaan konsumen yang diperkirakan turun ke angka 62 dari angka 63.3 di bulan Mei.
Rabu
- Laporan manufaktur PMI Chicago dan persediaan minyak dilepas ke publik.
Kamis
- Indeks manufaktur dipublikasikan oleh Lembaga Manajemen Suplai. Data bulan Juni diprediksi pada 59.0 atau turun dari data Mei (59.7). Meskipun demikian, angka di atas 50 masih mencerminkan ekspansi sektoral.
- Pengeluaran konstruksi pemerintah bulan Mei dilepas sesaat setelah trading dimulai. Spending diperkirakan turun 0,9% setelah sempat naik hingga 2,7% di bulan April.
- Data penting jumlah pengangguran keluar di pagi hari, bersamaan dengan indeks pending home sales. Indikator sektor auto menyusul hingga sore hari.
Jumat
- Sebagai data penunjang sektor tenaga kerja, factory orders dirilis oleh departemen perdagangan. Pesanan diprediksi anjlok 0,7% di bulan Mei, setelah sempat naik 1,2% bulan April.
28 Juni 2010 11:30
Pekan ini bukanlah sebuah pekan biasa bagi bursa saham Amerika Serikat (AS). Lima hari ke depan merupakan penanda akhir kuartal II, sekaligus penutup semester perdana 2010. Mengapa pasar justru semakin bimbang?
Pertanyaan terbesar masih berkutat mengenai proses pemulihan ekonomi dan bagaimana pasar saham bisa mengambil momentum ini dalam pergerakannya. Berita ekonomi negatif yang terakumulasi dengan kecemasan eropa berperan dalam menjatuhkan market dari reli besar sejak 2009. Dow Jones bahkan telah mencatat koreksi tahunan sebesar 2,7% saat ini. Kegugupan pasar akan tampak menjelang rilis data dan kemunculan sentimen baru.
"Pasar bimbang setiap menyambut data ekonomi baru. Hasil mengecewakan dalam beberapa pekan terakhir memicu keraguan," ujar Fred Dickson, Chief Market Strategist D.A Davidson, Portland. Beberapa indikator terakhir memang tidak tampak bagus bagi pasar modal. Angka penjualan rumah, baik baru maupun bekas, tercatat menurun. Disusul oleh data GDP kuartal I yang direvisi turun. Data Jobs bulan Mei turut menyumbang andil dalam meresahkan pasar.
Di tengah perdebatan tentang double-dip recession, data tenaga kerja bulan Juni yang akan dirilis Jumat nanti memegang pengaruh penting. Potensi dampak buruk dapat terbatasi oleh hari liburan bulan Juli, sehingga efek apapun yang terlihat pekan ini bisa berdampak panjang hingga pekan berikut.
Sentimen awal pekan datang dari pertemuan G-20 di Kanada serta laporan pendapatan dan pengeluaran konsumen AS. Indikator penting lain akan menyusul pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Dinamika pasar akan lebih menguat setelah beberapa manager portofolio membeli saham-saham unggulan pekan lalu.
Estimasi Data
ADP diperkirakan merilis data pertambahan 61 ribu pegawai di sektor privat di bulan Juni, sekaligus memperpanjang tren naik bulan sebelumnya sejumlah 55 ribu orang. Lembaga SDM Gray & Christmas juga akan melepas prediksi jumlah pemutusan kerja bulan Juni di hari Rabu.
Data penting klaim jobless mingguan diperkirakan sedikit negatif. Analis memperkirakan 458 ribu warga mengajukan klaim pekan ini atau naik 1000 warga dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, data paling vital baru datang pada hari Jumat. Angka pengangguran baru diperkirakan mencapai 100 ribu sepanjang bulan Juni. Padahal employers sempat menambah 431 ribu tenaga kerja baru satu bulan sebelumnya. Sehingga unemployment rate diperkirakan naik menjadi 9,8% dibandingkan catatan bulan sebelumnya (9,7%)
Berikut ini adalah agenda ekonomi AS satu pekan ke depan:
Senin
- Departemen Perdagangan melaporkan data personal income bulan Mei. Pendapatan diprediksi naik 0,5% untuk melanjutkan kenaikan 0,4% pada bulan sebelumnya. Laporan pengeluaran juga akan berbanding lurus dengan estimasi kenaikan 0,1% dari flat di bulan April.
Selasa
- Indeks Perumahan Case-Shiller 20 diprediksi meningkat 3,4% pada bulan April setelah naik 2,3% bulan lalu.
- Conference Board mengumumkan indeks kepercayaan konsumen yang diperkirakan turun ke angka 62 dari angka 63.3 di bulan Mei.
Rabu
- Laporan manufaktur PMI Chicago dan persediaan minyak dilepas ke publik.
Kamis
- Indeks manufaktur dipublikasikan oleh Lembaga Manajemen Suplai. Data bulan Juni diprediksi pada 59.0 atau turun dari data Mei (59.7). Meskipun demikian, angka di atas 50 masih mencerminkan ekspansi sektoral.
- Pengeluaran konstruksi pemerintah bulan Mei dilepas sesaat setelah trading dimulai. Spending diperkirakan turun 0,9% setelah sempat naik hingga 2,7% di bulan April.
- Data penting jumlah pengangguran keluar di pagi hari, bersamaan dengan indeks pending home sales. Indikator sektor auto menyusul hingga sore hari.
Jumat
- Sebagai data penunjang sektor tenaga kerja, factory orders dirilis oleh departemen perdagangan. Pesanan diprediksi anjlok 0,7% di bulan Mei, setelah sempat naik 1,2% bulan April.