Inflasi China Melonjak Tapi Kemungkinan Tidak Ada Pengetatan Moneter
11 Juni 2010 13:08
Inflasi China naik ke level tertinggi 19 bulan di Mei, tapi melambatnya pertumbuhan produksi dan belanja modal dapat meredakan kekhawatiran bahwa negara dengan ekonomi terbesar ke-3 dunia ini mengalami over-heating.
Harga konsumen naik 3,1% di Mei dibandingkan dengan kenaiani 2,8% di April, melebihi target 3%.
Zhang Lei, ekonom Bohai Securities di Tianjin, mengatakan bahwa China mungkin tidak akan melakukan pengetatan moneter karena tekanan inflasi melunak dan pertumbuhan ekonomi kemungkinan melambat.
“Nyatanya, jika laju pertumbuhan ekonomi melambat, pemerintah mungkin akan mempertahankan kebijakannya saat ini,” katanya.
Sebagian ekonom lain ada yang tidak setuju dengan pendapatnya, mengatakan bahwa mereka masih memprediksi bank sentral China akan menaikan suku bunganya suatu saat.
Harga konsumen naik 3,1% di Mei dibandingkan dengan kenaiani 2,8% di April, melebihi target 3%.
Zhang Lei, ekonom Bohai Securities di Tianjin, mengatakan bahwa China mungkin tidak akan melakukan pengetatan moneter karena tekanan inflasi melunak dan pertumbuhan ekonomi kemungkinan melambat.
“Nyatanya, jika laju pertumbuhan ekonomi melambat, pemerintah mungkin akan mempertahankan kebijakannya saat ini,” katanya.
Sebagian ekonom lain ada yang tidak setuju dengan pendapatnya, mengatakan bahwa mereka masih memprediksi bank sentral China akan menaikan suku bunganya suatu saat.