Yen Melemah Terhadap Euro Akibat Pemilu Jepang
12 Juli 2010 11:08
Yen melemah akibat kekhawatiran upaya untuk memangkas hutang Jepang akan mengalami kegagalan setelah partai yang berkuasa kehilangan suara pada pemilu.
Kebanyakan saham Asia menguat, terseret oleh eksportir Jepang dan produsen komoditi. Yen melemah terhadap 16 mata uang lainnya menjadi 112.23 per euro dari 112.01 di New York pada 9 Juli. Partai Demokrat Jepang memenangkan 44 kursi di pemilu kemarin, kurang dari partai oposisi, Partai Demokrat Liberal dengan 51 kursi, sehingga mengurangi kemungkinan Perdana Menteri Naoto untuk menaikkan pajak penjualan untuk memangkas hutang. Saham berfluktuasi menjelang musim earnings perusahaan di AS, dengan perusahaan yang tergabung di S&P 500 diproyeksikan mendapat kenaikan keuntungan sebesar 34%, menurut analis yang disurvey Bloomberg.
“Yen dapat melemah dikarenakan berlanjutnya pengeluaran pemerintah dan adanya penundaan pajak konsumsi,” kata Curtis Freeze, pimpinan Prospect Asset Management Inc. yang bermarkas di Honolulu dengan aset senilai $1 milyar, menurut wawancara dengan Bloomberg Television. “Earnings menjadi kunci namun untuk perusahaan tertentu.”
Kebanyakan saham Asia menguat, terseret oleh eksportir Jepang dan produsen komoditi. Yen melemah terhadap 16 mata uang lainnya menjadi 112.23 per euro dari 112.01 di New York pada 9 Juli. Partai Demokrat Jepang memenangkan 44 kursi di pemilu kemarin, kurang dari partai oposisi, Partai Demokrat Liberal dengan 51 kursi, sehingga mengurangi kemungkinan Perdana Menteri Naoto untuk menaikkan pajak penjualan untuk memangkas hutang. Saham berfluktuasi menjelang musim earnings perusahaan di AS, dengan perusahaan yang tergabung di S&P 500 diproyeksikan mendapat kenaikan keuntungan sebesar 34%, menurut analis yang disurvey Bloomberg.
“Yen dapat melemah dikarenakan berlanjutnya pengeluaran pemerintah dan adanya penundaan pajak konsumsi,” kata Curtis Freeze, pimpinan Prospect Asset Management Inc. yang bermarkas di Honolulu dengan aset senilai $1 milyar, menurut wawancara dengan Bloomberg Television. “Earnings menjadi kunci namun untuk perusahaan tertentu.”
