Indikator Utama Naik, Cina Waspadai Resiko Overheating
15 Juni 2010 12:24
Indikator penuntun utama untuk ekonomi Cina, negara terbesar ke tiga, meningkat tajam di bulan April akibat melonjaknya pekerjaan konstruksi baru, menurut Conference Board.
Indikator ini naik 1.7% ke level 147.1, berbeda dengan revisi naik 1.2% di bulan Maret, menurut pihak kelompok riset ini di New York. Peningkatan sektor konstruksi mungkin hanya bersifat sementara karena adanya langkah tambahan pemerintah dari pertengahan April guna meredam pasar real-estate, penuturan Bill Adams, ekonom bidang pemukiman di Beijing.
Pandangan Adams ini masih sama dengan bulan lalu, ketika ia menyebutkan bahwa pengembangan proyek real-estate sebelum adanya pengawasan pemerintah kemungkinan telah membantu memperkuat ukuran ini. “Ekspektasi konsumen merosot di bulan April dan permintaan ekspor baru telah melemah tajam dalam enam bulan terakhir,” menurutnya.
Ancaman resiko overheating terus berlanjut di dalam ekonomi Cina, berdasarkan data bulan Mei, seiring ekspor melonjak, inflasi melejit hingga ke titik tertinggi dalam 19 bulan dan harga properti naik ke kisaran rekor. Pemerintah terus menjaga langkah stimulus-nya sebagai antisipasi para pejabat terhadap ancaman krisis hutang di kawasan Eropa yang sewaktu-waktu bisa menular.
Indikator ini naik 1.7% ke level 147.1, berbeda dengan revisi naik 1.2% di bulan Maret, menurut pihak kelompok riset ini di New York. Peningkatan sektor konstruksi mungkin hanya bersifat sementara karena adanya langkah tambahan pemerintah dari pertengahan April guna meredam pasar real-estate, penuturan Bill Adams, ekonom bidang pemukiman di Beijing.
Pandangan Adams ini masih sama dengan bulan lalu, ketika ia menyebutkan bahwa pengembangan proyek real-estate sebelum adanya pengawasan pemerintah kemungkinan telah membantu memperkuat ukuran ini. “Ekspektasi konsumen merosot di bulan April dan permintaan ekspor baru telah melemah tajam dalam enam bulan terakhir,” menurutnya.
Ancaman resiko overheating terus berlanjut di dalam ekonomi Cina, berdasarkan data bulan Mei, seiring ekspor melonjak, inflasi melejit hingga ke titik tertinggi dalam 19 bulan dan harga properti naik ke kisaran rekor. Pemerintah terus menjaga langkah stimulus-nya sebagai antisipasi para pejabat terhadap ancaman krisis hutang di kawasan Eropa yang sewaktu-waktu bisa menular.
