Hubungi Segera
David Leonello ( 085935044888/08882980888 ) Franta Hezrony ( 085868633322/087836811100 )
Saudi Arabia - India - Italy - Indonesia - China

Peranan lembaga pemeringkat kredit mulai dipertanyakan oleh otoritas keuangan eropa. Beberapa agensi besar dinilai terlalu mudah merevisi peringkat negara hanya dengan berdasarkan indikator minimal.

Pandangan tersebut diungkapkan oleh Michel Barnier, pemegang wewenang pelayanan finansial kawasan, kepada parlemen Uni Eropa (EU) kemarin. Barnier mengaku terkejut dengan penurunan peringkat Yunani secara signifikan pada laporan agensi kredit terbaru. Oleh karena itu, pihaknya akan meminta penjelasan agensi terkait tentang parameter penentuan ranking pada Desember nanti. Apabila tidak ada keterangan memuaskan dalam hearing, maka Barnier mempertimbangkan untuk menunjuk agensi baru dalam pengawasan kualitas kredit negara eropa.

"Kita perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh rating terhadap sistem ekonomi, terutama aspek keuangan," tegas Barnier. Ia menilai bahwa posisi tiga agensi besar (Standard&Poor's, Moody's dan Fitch) sudah terlalu dominan. Salah satu alasannya mengacu pada penetapan status 'junk' pada rating Yunani terakhir. Rekomendasi agensi justru semakin menutup peluang negara bersangkutan untuk meraih pendapatan dari instrumen finansial.

Pengalaman terdahulu membuktikan bahwa penurunan peringkat serta merta mendorong fund managers untuk melepas kepemilikan aset pemerintah atau menyurutkan minat terhadap Surat Utang Negara. Sehingga nilai instrumen makin melemah yang pada akhirnya bisa membawa penurunan rating lebih dalam.

Asumsi Komisaris Barnier tampak mulai membuka mata staf ekonomi EU. Agensi kini harus lebih berhati-hati dalam menjalankan aktifitasnya. Mengingat otoritas keuangan eropa memiliki kewenangan penuh untuk menentukan arah bisnis lembaga rating.

Program Affiliate Indowebmaker