GDP Jepang Tidak Cukup Mengangkat Bursa Nikkei
20 Mei 2010 11:29:12
Ekonomi Jepang tumbuh 1.2% di kuartal pertama, dan tertinggi dalam tiga kuartal, karena dipacu oleh ekspor ke Asia dan berkat stimulus yang memicu meningkatnya konsumsi.
Namun para analis masih cemas dengan prospek kedepan akibat khawatir pada deflasi serta dampak atas kisruh finansial Eropa. Sementara setelah dirilisnya GDP, indeks Nikkei Jepang masih bergerak menyempit dengan gain terbatas terkait tekanan dari penguatan yen telah memukul eksportir ditengah merebaknya ketidakpastian sehubungan langkah Jerman untuk mengetatkan peraturan finansial.
"Ekonomi secara bertahap pulih namun sangat bergantung pada ekspor," ujar Masami Adachi, ekonom senior pada JPMorgan Securities Japan. "Maka lambatnya laju tidak terelakkan kecuali permintaan domestik mengalami penguatan, terkait ekspor mungkin tidak langsung terimbas oleh masalah hutang Eropa dimana pasti akan memperlambat pertumbuhan di kawasan."
Sektor eksportir telah terseret di pasar, terpukul oleh penguatan yen terhadap euro. Namun pelaku pasar menyebutkan saham mungkin mulai pulih bila penguatan yen berhenti saat ini. Secara teknikal indikator relative strength index (RSI) dari Nikkei berada di angka 34, merupakan terendahnya dalam dua pekan. Bila angka sudah berada di kisaran 30 atau dibawahnya, mengartikan pergerakan sudah mengalami oversold.
MENGENAI KAMI
- TRIK FOREX
- SURAKARTA, jawa tengah, Indonesia
- Bergabunglah Bersama kami, Sebagai Independent Financial Consultant.Untuk menang dalam melakukan transaksi forex dan gold informasi lebih lanjut hubungi: 085935044888(David) 085868633322 (Franta)
LABELS
- CFD (2)
- COMMODITY (39)
- FOREX (71)
- MARKET OUTLOOK (7)
- ONLINE TRADING (9)
- STOCK INDEX (66)
- TRADING PRODUCTS (4)
- WORLD ECONOMY (40)
LINK BLOG
-
-
SOFTWARE MOBILE - *DOWNLOAD FREE SOFTWARE & APLIKASI BUAT HANDPHONE* * GRATIS...!!! *14 tahun yang lalu
PENGIKUT
TRAFFIC
Hubungi Segera
David Leonello ( 085935044888/08882980888 )
Franta Hezrony ( 085868633322/087836811100 )
Saudi Arabia - India - Italy - Indonesia - China
Kamis, 20 Mei 2010
Label:
STOCK INDEX
GDP Jepang Tidak Cukup Mengangkat Bursa Nikkei
GDP Jepang Tidak Cukup Mengangkat Bursa Nikkei
20 Mei 2010 11:29:12
Ekonomi Jepang tumbuh 1.2% di kuartal pertama, dan tertinggi dalam tiga kuartal, karena dipacu oleh ekspor ke Asia dan berkat stimulus yang memicu meningkatnya konsumsi.
Namun para analis masih cemas dengan prospek kedepan akibat khawatir pada deflasi serta dampak atas kisruh finansial Eropa. Sementara setelah dirilisnya GDP, indeks Nikkei Jepang masih bergerak menyempit dengan gain terbatas terkait tekanan dari penguatan yen telah memukul eksportir ditengah merebaknya ketidakpastian sehubungan langkah Jerman untuk mengetatkan peraturan finansial.
"Ekonomi secara bertahap pulih namun sangat bergantung pada ekspor," ujar Masami Adachi, ekonom senior pada JPMorgan Securities Japan. "Maka lambatnya laju tidak terelakkan kecuali permintaan domestik mengalami penguatan, terkait ekspor mungkin tidak langsung terimbas oleh masalah hutang Eropa dimana pasti akan memperlambat pertumbuhan di kawasan."
Sektor eksportir telah terseret di pasar, terpukul oleh penguatan yen terhadap euro. Namun pelaku pasar menyebutkan saham mungkin mulai pulih bila penguatan yen berhenti saat ini. Secara teknikal indikator relative strength index (RSI) dari Nikkei berada di angka 34, merupakan terendahnya dalam dua pekan. Bila angka sudah berada di kisaran 30 atau dibawahnya, mengartikan pergerakan sudah mengalami oversold.
blog comments powered by Disqus
20 Mei 2010 11:29:12
Ekonomi Jepang tumbuh 1.2% di kuartal pertama, dan tertinggi dalam tiga kuartal, karena dipacu oleh ekspor ke Asia dan berkat stimulus yang memicu meningkatnya konsumsi.
Namun para analis masih cemas dengan prospek kedepan akibat khawatir pada deflasi serta dampak atas kisruh finansial Eropa. Sementara setelah dirilisnya GDP, indeks Nikkei Jepang masih bergerak menyempit dengan gain terbatas terkait tekanan dari penguatan yen telah memukul eksportir ditengah merebaknya ketidakpastian sehubungan langkah Jerman untuk mengetatkan peraturan finansial.
"Ekonomi secara bertahap pulih namun sangat bergantung pada ekspor," ujar Masami Adachi, ekonom senior pada JPMorgan Securities Japan. "Maka lambatnya laju tidak terelakkan kecuali permintaan domestik mengalami penguatan, terkait ekspor mungkin tidak langsung terimbas oleh masalah hutang Eropa dimana pasti akan memperlambat pertumbuhan di kawasan."
Sektor eksportir telah terseret di pasar, terpukul oleh penguatan yen terhadap euro. Namun pelaku pasar menyebutkan saham mungkin mulai pulih bila penguatan yen berhenti saat ini. Secara teknikal indikator relative strength index (RSI) dari Nikkei berada di angka 34, merupakan terendahnya dalam dua pekan. Bila angka sudah berada di kisaran 30 atau dibawahnya, mengartikan pergerakan sudah mengalami oversold.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)